Corat-coret berikut sekedar memberikan informasi bahwa daun kumis kucing kering (Orthosiphon stamineus) mempunyai nilai untuk dijual sebagai barang ekspor. Dan menyatakan bahwa program Telapak yang bertajuk community logging alias comlog dapat dikatakan sudah berjalan – bukan lagi sekedar wacana belaka. Ekspor ini membuktikan kemampuan bersaing dari model tani-hutan lestari di pasar global.
Berikut penuturannya.....
Sejak tiga tahun terakhir, Telapak telah melakukan serangkaian kegiatan pendampingan dan peningkatan kapasitas masyarakat sekitar hutan di Jawa Barat, khususnya di sekitar kaki Gunung Pangrango. Rangkaian kegiatan itu dilakukan dengan sebuah harapan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan lestari berbasis masyarakat. Salah satunya adalah kelompok tani yang nama koperasinya yang disesuaikan dengan nama kampung mereka yaitu Koperasi Ciwaluh.
Selain mengembangkan usaha penanaman Kumis Kucing, Telapak juga membantu upaya pemasaran produk herbal ini ke pasar dunia. Sebuah perusahaan di Perancis, L’ Herbier du Diois ternyata menaruh perhatian yang sangat besar pada pasokan produk Kumis Kucing dari Indonesia. Mereka berminat untuk memperoleh pasokan daun Kumis Kucing kering dari usaha kelompok petani-hutan yang didampingi oleh Telapak. Setelah melalui beberapa kontak awal dan pengiriman contoh barang, akhirnya kegiatan ekspor produk ini pun berhasil dilakukan.
Hari Rabu, tanggal 28 April 2010, PNU Jabar memberangkatkan satu kontainer berisi kumis kucing organik sebanyak 5 ton. Pengiriman ini merupakan kali ketiganya ke perusahaan L’Herbier di Perancis. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini stuffing (pemuatan barang) ke dalam kontainer dilakukan pagi buta sekitar jam 4 pagi. Pengurus Koperasi Ciwaluh sebagai penghasil kumis kucing organik turut membantu dalam proses tersebut.
Sebagai informasi, L’ Herbier du Diois adalah sebuah perusahaan pemasok bahan-bahan alami untuk industri di Perancis. Perusahaan ini memasok tumbuhan obat (medicinal plants), rempah-rempah, dan minyak tumbuhan yang dihasilkan secara organik. Termasuk kumis kucing telah dikenal luas di Indonesia sebagai obat tradional untuk penyakit kencing penyembuhan batuk encok, masuk angin, sembelit, radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis. Dalam perkembangan dunia farmasi, Kumis Kucing juga dipergunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern di seluruh dunia.
Memang kerja-kerja untuk pendampingan masyarakat belum selesai karena harapannya kegiatan ekspor ini dapat dilakukan sendiri oleh Koperasi Ciwaluh berikut komoditas lainnya yang potensial dan tentu yang dikelola secara lestari sehingga tercapai apa yang selama ini menjadi slogan yaitu mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya.
ditulis oleh Rina Agustine
Jumat, 07 Mei 2010
Kumis Ciwaluh ke Perancis lagi
Tags:
Aktivitas,
ciwaluh,
community logging,
ekspor,
kumis kucing,
Telapak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar