Senin, 02 April 2012

Wetan dan Kulon gagas Ekspedisi Capung

Pertemuan antar kawan dekat atau saudara memang terasa seru dan mengasyikkan. Terlebih jika pertemuan itu berisikan obrolan ringan dan canda-tawa. Suasana guyub alias akrab jadi terasa sekali. Sesekali bahkan juga muncul ide2 segar di sela canda-tawa.


Siang itu, menjelang waktu sholat Jum’at, serombongan saudara jauh datang berkunjung ke Pesanggarahan Jawa Kulon. Mereka datang dari bagian timur Pulau Jawa. Mereka adalah panglima dan punggawa Pesanggarahan Jawa Wetan. Rupanya mereka sedang mengikuti sebuah acara di Bogor, lalu menyempatkan diri untuk melakukan kunjungan resmi ke Jawa Kulon. Tak pelak para punggawa Jawa Kulon pun bergegas menyiapkan ruang tamunya. Kopi dan makan siang jelas tak boleh lupa dihidangkan untuk para tamu agung ini. Kereta kencana pinjaman dari laskar karung KPC juga disiapkan untuk mengantar para tamu ini saat meninggalkan Pesanggarahan Jawa Kulon. Maklum ini adalah kunjungan resmi kenegaraan antar badan teritorial ... hehehe.

Beberapa jam yg singkat di sela waktu sholat Jum’at dan makan siang terasa penuh. Rasanya hampir semua kata saling kami lakukan bersama. Saling cela, saling ejek, saling singgung, dan tentu juga saling puji dan saling lempar ide bersama. Mungkin hanya saling tendang, saling pukul dan saling bunuh yg tidak kami lakukan ... hehehe. Obrolan ringan ini berkisar antara suasana seputar MUBES/RA Telapak, kabar teman, aktivitas terkini, dan ide2 segar.



Salah satu ide segar yg sempat terlontar secara serius adalah “Ekspedisi Capung dan Situs Budaya Jawa”. Rupanya saat ini tlatah Jawa Wetan sedang terkena demam serangga air. Beberapa orang di tlatah Jawa Kulon pun sedang gemar berbasah diri dengan air sungai. Sementara itu, para pendekar Telapak di kedua ujung Jawa ini kerap kali tak sengaja bersentuhan dengan cerita sejarah dan budaya lokal. Ketika hal-hal itu lalu disatukan, maka muncul lah ide melacak sejarah air dan budaya di Pulau Jawa. Capung lalu dianggap sebagai jalan masuk yang menarik bagi upaya ini.

Capung adalah jenis serangga yang hidupnya bergantung penuh pada keberadaan air, terutama air berkualitas baik. Saat telurnya menetas, capung akan hidup di air dan bernafas dengan insang. Namun ketika sudah besar, maka ia akan bermetamorfosis menjadi hewan bersayap yang bisa terbang. Menurut para ahli, konon capung dapat dijadikan sebagai indikator alami kualitas air yang masih baik. Cukup masuk akal memang, apalagi jika mengingat sulit sekali menjumpai adanya capung di sekitar air kotor dan penuh sampah.

Lalu bagaimana kelanjutan dari ide segar ekspedisi ini?
Hehehe ... tunggu aja tanggal mainnya, mudah2an saja ini bisa terlaksana dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dan sebelum ide ini mengkristal, Panglima Jawa Wetan alias Calon Gubernur Jawa Bagian Timur yg bernama Prigi Arisandi telah menyampaikan undangan untuk kunjungan kenegaraan balik kepada Panglima Jawa Kulon bulan depan. Mungkin dari kunjungan itu nanti akan semakin jelas rencana ekspedisi ini.

3 komentar:

indig3nous mengatakan...

mantap dan sangat menarik ide ini... Semoga segera ditindaklanjuti lebih jauh...SUKSES!!!

itok mengatakan...

saiya udah punya nih kaos capung. gak ada hubungannya yah.

jawakulon mengatakan...

@indig3nous: betul bos ... ayo kita ramaikan

@itok: gak terlalu ada hubungannya sih kecuali soal gambar capung. Tapi sbtr lagi tentunya akan ada kaos2 bergambar capung lagi