Selasa, 01 Maret 2011

ASTEKI Milik Media Kerakyatan

Bukannya meniru presiden RI yang senang mengadakan rapat kerja kabinetnya di Istana Bogor, tetapi sebanyak 35 orang perwakilan dari berbagai media kerakyatan berkumpul dalam kegiatan workshop dari tanggal 24 hingga 28 Februari 2011 atas undangan ASTEKI/ Asosiasi Televisi Kerakyatan Indonesia di sebuah penginapan publik sekitar 500 meter tidak jauh dari Tugu Kujang dan berhadapan dengan Kebun Raya Bogor. Dari bagian paling barat, yaitu pulau mentawai hingga paling timur Indonesia yaitu Sorong Papua serta terdiri dari perwakilan lima TV local anggota ASTEKI, tujuh radio komunitas, hingga tiga kantor berita serta dua lembaga konsultan yaitu Air Putih dan Combine berkumpul dan bersepakat untuk melakukan pertukaran konten, baik berita, program film baik audio, video hingga teks.

Berbagai masukan pembelajaran dan pengalaman tercurah didalam kegiatan workshop ternyata pertukaran informasi masing pemberitaan dapat dilakukan dengan membuat bank data yang akan difasilitasi oleh lembaga Air Putih. Bank data ini tidak seperti bank pada umumnya hanya jadi tempat penyimpanan uang dan uang tersebut hanya bisa diambil oleh si penyetor saja. Bank data ini diharapkan dapat menjadi tempat penampungan pemberitaan, sehingga data pemberitaan dalam bentuk audio, video & teks tersebut dapat diambil juga oleh anggota ASTEKI yang telah bersepakat menjalin kebersamaan untuk pertukaran.

Pertukaran disini diharapkan dapat membantu media anggota ASTEKI untuk dapat mendapatkan konten informasi dari luar daerah operasional masing-masing media local.

Selain dihadiri oleh anggota ASTEKI, kegiatan workshop juga dihadiri oleh Air Putih yang merupakan lembaga (jagoan) di bidang teknologi informasi; Combine yang merupakan lembaga pengembangan di bidang manajemen pengetahuan; JRKI/ Jaringan Radio Komunitas Indonesia; VOA/ Voice of Amerika serta KPI/ Komisi Penyiaran Indonesia.

Berbagai ilmu pengetahuan tentang teknologi informasi serta pengalaman saling bertukar dan terjalin diantara peserta workshop. Hal ini juga terjadi pada Jaka, yang merupakan peserta dari Bimantara FM Lampung yang sempat berkunjung ke KALAM/ Komunitas Peduli Kampung Halaman Bogor.

Jaka yang mengeluhkan terlalu banyak bahasa-bahasa langit saat pertemuan mengungkapkan senang sekali melihat pembelajaran yang dilakukan oleh anak muda di Tegal Gundil yang membangun perpustakaan komunitas di pinggir jalan tersebut. Dimana anak-anak kecil serta orang dewasa dapat berinteraksi di media komunitas perpustakaan yang ditunjang dengan kafe tersebut. Meski Jaka telah disediakan fasilitas penginapan oleh panitia kegiatan, tetapi ia berkeinginan untuk dapat menginap di KALAM sambil belajar menggunakan internet, email dan facebook yang sebelumnya tidak pernah dialaminya. Maklum Jaka adalah petani yang menjadi Sekretaris Desa dan petani di Lampung yang jarang berinteraksi dengan Internet.

Sungguh senang mendengar sukacita teman-teman pelaku media local dari berbagai daerah dapat bertukar pengalaman dan pembelajaran dalam pengelolaan media. Semoga kebersamaan dalam pengelolaan media masyarakat ini dapat terus terawat dan berkembang, agar cepat mendukung perubahan bangsa Indonesia menuju tatanan kehidupan yang lebih baik. Maju ASTEKI !
Dilaporkan oleh “highsmoke”.

2 komentar:

Moes Jum mengatakan...

Mantaap sekali laporan pandangan matanya Oom Highsmoke ini. Selamat dan sukses, semoga ASTEKI makin bisa bawa suara2 yang tak terdengar oleh media mainstream!!

hari the blacket mengatakan...

maju terus asteki, asteki mantab jaya.