Walau sudah berbulan-bulan tidak pernah lagi mengunjungi Cipeuteuy, ingatan saya akan desa ini rasanya masih hangat. Cipeuteuy desa kecil yang sederhana di tepian kawasan hutan berkabut Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Kampung halaman dan tanah kelahiran seorang teman yang setiap saat bermimpi membangun desanya.
Kosar, teman saya itu kini sudah berbeda dengan saat pertama saya bertemu. Dari sekedar pemuda kampung yang lugu, sedikit urakan dan norak, kini telah tumbuh menjadi seorang pelopor kemajuan desa Cipeuteuy. Keluguannya sebagai pemuda kampung kini malah jadi pendorong semangat.
Bersama genk pemuda Cipeuteuynya, ABSOLUTE, Kosar berupaya merubah kampungnya menjadi lebih baik. Genk ini berkembang pesat dengan sejumlah kegiatan yang hampir seluruhnya diperuntukkan bagi kemajuan Cipeuteuy dan sekitarnya. Mereka bangun radio komunitas. Mereka berteman dengan para petani setempat utk menyelami problematika bercocok-tanam di sana. Mereka mengembangkan usaha ekowisata, walau saat ini baru sebatas jadi pemandu wisata dan pengembangan homestay.
Beberapa hari lalu, saya sempat bercakap dengan Kosar. Seperti biasa kalau kami bertemu, maka percakapan warung kopi pun pasti terjadi. Nikmat memang rasanya bercakap santai ditemani kopi tubruk. Dimulai dari hal-hal ringan, lalu beranjak ke percakapan seputar keluarga, seputar teman2, dan seputar kabar Cipeuteuy. “Bos [panggilan akrab diantara kami], aku mau bilang nih”, katanya pada saya. Setelah itu ia menghirup kopinya dan melanjutkan, ”Aku mau nyalon jadi Kades di Cipeuteuy nih. Setelah lama kupikir2, kayaknya aku memang harus nguji kemampuan untuk bertarung dalam kancah politik kampung”.
Wahh ... berita baru ini. Hampir saja terlontar celetukan saya soal keseriusannya. Bukan apa2, soalnya sudah jadi kewajaran bagi orang yang ingin berkompetisi dalam kancah politik selalu butuh uang banyak. Sementara yang saya tahu Kosar bukanlah orang seperti itu. Hidupnya masih sederhana. Jangankan uang buat kampanye, buat makan sehari-harinya bersama keluarga saja masih pas-pasan. Sepintas kondisinya ini tidak memungkinkan untuk bertarung dalam dunia politik. Namun syukurlah celetukan pesimis saya tidak terjadi. Mimik muka Kosar terlihat serius saat menyampaikan hal itu. “Keputusanku sudah bulat. Dengan nyalon jadi Kades, Insya Allah akan mempermudah upayaku dan teman2 di Absolute memajukan Cipeuteuy”, katanya lagi. Jelas, Kosar tidak sedang main2. Ia juga menambahkan bahwa teman2nya di Absolute bahkan sudah siap menjadi tim sukses di kampung.
Kesungguhan Kosar ini menurut saya layak untuk didukung. Kosar bukanlah pemuda kampung ingusan untuk membangun Cipeuteuy. Ia telah membuktikan upayanya bersama Absolute. Dari pemuda kampung yang lugu, Kosar kini telah jadi calon pemimpin di kampungnya.
Sekarang, beberapa hari setelah perbincangan warung kopi itu, pikiran saya dipenuhi oleh pertanyaan2 yang belum terjawab. Beberapa diantaranya adalah ...
Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu Kosar merebut kepemimpinan Desa Cipeuteuy? Jika saya menemukan jawabannya, apakah bantuan itu akan penting artinya bagi Kosar dan Cipeuteuy, atau ... itu semua hanya akan membebani Kosar?
Jumat, 10 Desember 2010
Menuju Cipeuteuy 01
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar