Kamis, 30 Desember 2010

Berdamai dengan warga kampung

Pagi ini, tepat pukul 10.00 telah terjadi sebuah perhelatan sederhana. Beberapa orang duduk bersila di beranda rumah sederhana milik seorang warga kampung. Hidangan sederhana ala kampung menjadi jamuannya. Sebagian dari mereka berpakaian seragam warna khaki dengan emblem di bahunya. Sebagian lagi terlihat berpakaian biasa. Sekalipun berbeda model pakaiannya, tak terlihat adanya perbedaan kasta ataupun tingkatan martabat diantara mereka. Mereka terlihat seimbang dalam posisi berbicara tanpa ada salah satu pihak yang ingin mengalahkan atau menguasai pembicaraan.

Mereka yang berseragam adalah para pegawai Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango yang mengelola sebagian besar wilayah hutan di sekitar tempat itu. Sementara itu yang berpakaian biasa adalah para warga kampung yang juga anggota koperasi petani hutan setempat.


Dari percakapan mereka, tak banyak hal yang dibahas. Mereka hanya bercakap seputar bantuan dan kerjasama desa konservasi di wilayah tersebut. Sekalipun demikian, acara ini menjadi tonggak penting bagi kedua belah pihak yang hadir untuk memulai upaya kerjasama jangka panjang.


Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGGP) telah bersepakat untuk memberikan bantuan ternak kambing, ayam, serta lebah madu kepada warga Kampung Ciwaluh, Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Bantuan ini diformalkan dalam bentuk kesepakatan kerjasama antara TNGGP dengan Koperasi Ciwaluh. Pihak TNGGP diwakili oleh Kepala Bidang TN Wilayah III Bogor, Ir. Harianto MSc. Sementara itu Bapak Apud sebagai Ketua Koperasi Ciwaluh turut menandatangani kesepakatan tersebut. Selain kedua penandatangan kesepakatan, Ibu Sulastri, Kepala Desa Wates Jaya juga hadir sebagai saksi resmi. Penandatanganan kesepakatan kerjasama ini juga dihadiri oleh Perkumpulan Telapak, melalui Badan Teritori Jawa Bagian Barat. Telapak diundang hadir karena dianggap telah cukup lama melakukan kegiatan pendampingan para warga Kampung Ciwaluh melalui usaha budidaya tumbuhan herbal.


Akhir-akhir ini Ciwaluh memang telah banyak berubah. Kampung terpencil di ujung desa itu kini telah menjadi kampung andalan. Koperasi Ciwaluh yang notabene anggotanya adalah para petani setempat telah menjadi tulang-punggung perekonomian di sana. Koperasi ini bahkan telah cukup sukses mengembangkan usaha budidaya beberapa jenis tumbuhan herbal, seperti Kumis Kucing (Orthosiphon sp.). Bahkan koperasi ini juga telah beberapa kali memasok produk herbal ke pasar domestik dan internasional. Kerja keras para warga kampung Ciwaluh telah berbuah manis. Mereka yang tadinya kerap berseteru dengan pihak TNGGP, kini telah dianggap sebagai mitra kerja taman nasional.

Pihak TNGGP yang jadi pengelola kawasan hutan di wilayah ini juga telah banyak berubah. Mereka tidak lagi menganggap warga Ciwaluh sebagai perusak hutan. Kesadaran bahwa upaya menjaga dan melestarikan hutan harus dilakukan bersama warga setempat juga mulai tumbuh. Jika dulu warga kampung selalu dituduh, kini TNGGP telah berdamai dengan mereka.


Bantuan ternak dan kesepakatan kerjasama ini mirip seperti sebuah traktat perdamaian. Semoga masing2 pihak tidak lagi saling bermusuhan dan melanggar kesepakatan tersebut. Semoga warga Kampung Ciwaluh pada akhirnya dapat menerima manfaat terbesar dari segala potensi kekayaan alam di wilayah ini. Dan semoga hutan2 yang tersisa di TNGGP pun dapat lestari.

0 komentar: