Selasa, 21 Juli 2009

Berbisnis jamur, kenapa tidak?

Adalah seorang kawan yang tak pernah lelah mengotori tangannya dengan tanah pertanian. Setelah sukses mengajak para petani hutan di seputaran Bogor untuk mengusahakan kumis kucing, kini ia pun mengembangkan produk pertanian lainnya. Kali ini bukanlah tumbuhan obat, namun bahan pangan bergengsi tinggi. Siapa dia? Tak lain dan tak bukan dia adalah Hendaru Djumantoro, yang akrab dipanggil Hendaru.

Saat ini, Hendaru bersama teman2 petani di sekitar tempatnya tinggalnya sedang sibuk2nya mengembangkan budidaya jamur. Kenapa jamur? Penjelasannya cukup sederhana. Jamur merupakan bahan makanan yang sudah dikenal berabad-abad lamanya. Orang Yunani kuno percaya bahwa mengkonsumsi jamur itu menyehatkan. Firaun, Raja Mesir yang terkenal sangat keji, juga sangat menyukai menu makanan yang terbuat dari jamur. Selain karena kelezatan rasanya, nilai gizi jamur juga tinggi. Jamur mengandung berbagai macam asam amino essensial, lemak, mineral, dan vitamin. Jamur pun bebas kolesterol dan tergolong makanan berbahan serat tinggi.

Jenis jamur yang dibudidayakan oleh Hendaru adalah jamur tiram (Pleurotus sp). Namanya disebut ”tiram” karena bentuk tudung (bagian kepala) yang agak membulat, lonjong dan melengkung menyerupai cangkang tiram atau kerang. Batang atau tangkainya tidak berada tepat pada bagian tengah tudung, namun agak ke pinggir. Ada beberapa jenis jamur tiram yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan saat ini, yaitu Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), Jamur Tiram Abu-abu (Pleurotus sajor-caju), dan Jamur Tiram Kuning (Pleurotus citrinopielatus). Namun dari ketiganya saat ini hanya Jamur Tiram Putih lah yang paling populer.

Menurut Hendaru, jamur yang dalam bahasa Inggrisnya disebut oyster mushroom ini memiliki potensi jual yang menjanjikan. Jamur tiram banyak dikembangkan di China. Produksinya cukup tinggi. Setidaknya 25% produksi jamur dunia tempati oleh jamur tiram. Jamur tiram juga mudah dikembangkan, karena ia dapat/mudah tumbuh pada sisa2 (limbah) kayu, bahkan serbuk gergaji. Wajar saja jika ongkos budidayanya jadi cukup murah, karena membudidayakannya sama dengan mendaur ulang limbah kayu yang selama ini dibuang begitu saja.


Menarik bukan? Jika Anda dan teman2 tertarik untuk tahu lebih banyak soal Jamur Tiram ini, silakan langsung menghubungi Hendaru. Dengan senang hati ia akan membagikan pengalamannya membudidayakan Jamur Tiram. Apalagi ia sendiri telah membuktikan bahwa usaha ini layak dan berpeluang besar bagi upaya peningkatan ekonomi rumah tangga. Tak hanya budidaya, Hendaru bahkan berharap dapat mencoba usaha pengolahan produk makanan dengan bahan dasar Jamur Tiram. Hmmm ... jenis makanan apa kira2? Mungkinkah makanan siap saji seperti bakso juga dapat dibuat dari Jamur Tiram?

Hendaru dapat dihubungi dengan mudah melalui telepon di 085215641850 ataupun e-mail: hendaru.djumantoro@gmail.com

foto Hendaru diunduh dari sini
foto Jamur Tiram Putih diunduh dari sini

1 komentar:

heulang jawa mengatakan...

aku tunggu masakan jamurnya aja deh ... jadi gak BT bikin bakso jamur tiram?